Sabtu, 16 Mei 2009

Belajar Tasawuf

Tanya: Assalamu'alaikum Wr. Wb. Saya seorang pelajar di sebuah SMK Kudus, saya ingin belajar tasawuf, pertanyaan saya:

1. Umur berapa seseorang boleh belajar tasawuf?

2. Tahapan-tahapan apa yang harus dijalani untuk masuk tasawuf?

3. Bolehkah saya belajar tasawuf dari Bapak?

Selanjutnya saya mohon doa:

1. Agar selalu ingat kepada Allah

2. Agar pikiran cerdas menerima pelajaran di sekolah

3. Agar jauh dari godaan setan. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

A Gusmintoyo


Mejobo, Kudus

Jawab :Tasawuf adalah suatu bidang ilmu keislaman dengan berbagai pembagian di dalamnya, yaitu Tasawuf Akhlaqi, Tasawuf Amali dan Tasawuf Falsafi. Tasawuf Akhlaqi berupa ajaran mengenai moral/akhlak yang hendaknya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari guna memperoleh kebahagiaan yang optimal. Ajaran yang terdapat dalam tasawuf ini meliputi Takhalli, yaitu penyucian diri dari sifat-sifat tercela. Tahalli, yaitu menghiasi dan membiasakan diri dengan sikap perbuatan terpuji dan Tajalli, yaitu tersingkapnya Nur Ilahi (Cahaya Tuhan) seiring dengan sirnanya sifat-sifat kemanusiaan pada diri manusia setelah tahapan takhalli dan tahalli dilalui.

Tasawuf Amali berupa tuntunan praktis tentang bagaimana cara mendekatkan diri kepada Allah. Ini identik dengan Tarekat, sehingga bagi mereka yang masuk tarekat akan memperoleh bimbingan semacam itu. Sementara Tasawuf Falsafi berupa kajian tasawuf yang dilakukan secara mendalam dengan tinjauan filosofis dengan segala aspek yang terkait di dalamnya. Dalam Tasawuf Falsafi ini dipadukan visi intuitif tasawuf dan visi rasional filsafat. Dari ketiga bagian tasawuf tersebut, secara esensial semua bermuara pada penghayatan terhadap ibadah murni (mahdlah) untuk mewujudkan akhlak al-karimah baik secara individual maupun sosial.

Berdasarkan tujuan dari tasawuf tersebut, yaitu berupaya membentuk watak manusia yang memiliki sikap mental dan perilaku yang baik (akhlaqul karimah). Manusia yang bermoral dan memiliki etika serta sopan santun, baik terhadap diri pribadi, orang lain, lingkungan dan Tuhan, maka semua orang wajib belajar tasawuf (Tasawuf Akhlaqi).

Belajar tasawuf ini sudah harus dimulai semenjak dini seiring dengan penanaman nilai-nilai keagamaan pada anak-anak. Orang tua dan para guru adalah tempat menimba dan mendidik tasawuf. (Anda boleh belajar tasawuf pada saya, tetapi perlu juga belajar pada orang lain, sebab kemampuan saya sangat terbatas).

Namun belajar tasawuf secara mendalam, yaitu Tasawuf Amali dan khususnya Tasawuf Falsafi, memang diharapkan dilakukan setelah seseorang memiliki tingkat pengetahuan akidah dan syariah yang mencukupi. Untuk lebih jelasnya mengenai masalah tersebut juga tahapan-tahapan yang harus dilakukan sebelum belajar tasawuf. Silahkan baca artikel ''Tasawuf dan Perdukunan'' pada kolom Tasawuf Interaktif Suara Merdeka Sabtu, 23 November 2002 ''Mursyid dan Tarekat'' (Suara Merdeka edisi Sabtu, 3 Agustus 2002), atau ''Mengenali Diri Kunci Mengenali Tuhan'' (Suara Merdeka edisi Sabtu, 21 Desember 2002).

Untuk belajar Tasawuf Amali dan Falsafi harus kepada ahlinya. Anda dapat membaca buku-buku mengenai tasawuf seperti ''Sufi dari Zaman ke Zaman'', ''Tasawuf dan Krisis'', ''Menggugat Tasawuf'', ''Tasawuf dan Tarekat'', Intelektualisme Tasawuf, dan lain-lain.

Untuk permohonan doa yang Anda sampaikan, seperti saya utarakan di muka, tasawuf adalah akhlak, termasuk di dalamnya akhlak kepada Allah. Dalam tasawuf diajarkan manusia diharapkan selalu ingat kepada Allah, kapan pun dan di mana pun. Dengan mengingat Allah maka segenap aktivitas manusia selalu terkontrol karena merasa selalu dalam pengawasan Allah (muraqabah), selalu berbuat baik dan tidak mudah tergoda hawa nafsu dan setan sehingga terjerumus ke dalam perbuatan jahat.

Untuk selalu ingat kepada Allah (dzikir) adalah dengan selalu menyebut nama-nama Allah (asma'ul husna) seperti ''Allah'', membaca tasbih: ''Subhanallah'', takbir ''Allahu Akbar'', tahlil ''La ilaha illa Allah'', dan sebagainya, ataupun membaca Alquran. Dengan demikian diharapkan memperoleh makna dari firman Allah dalam surat Ar-Ra'd 13: 28: ''Dan orang-orang yang beriman, yang tenang hatinya dengan selalu mengingat Allah. Ketahuilah, hanya dengan dzikir hati akan menjadi tenang''.

Kemudian agar memiliki kemampuan berpikir yang baik, mudah menerima pelajaran, tidak cukup hanya dengan berdoa tetapi harus dengan usaha yang tekun. Baik usaha lahir seperti belajar yang giat, makan dengan gizi seimbang, dan usaha batin dengan melakukan riyadhah (tirakat/laku batin) seperti melakukan puasa sunah Senin Kamis, shalat malam, dan sebagainya, serta menjauhi perbuatan dosa (maksiyat).

Hati adalah ibarat cermin, bisa cerah karena ketaatan dan bisa buram karena kedurhakaan. Dengan menghindari dosa, maka hati kita bisa cerah dan dengan demikian maka kita terhindar dari godaan setan. Demikian jawaban saya, semoga Anda berhasil. Wa Allah a'lam bi al-shawab.(35)

Sumber:

http://www.suaramerdeka.com/harian/0302/22/ragam5.htm

1 komentar:

  1. THANK'S UNTAIAN TULISAN DI ATAS SANGAT MEMBANTU SAYA DALAM SEDIKIT MEMAHAMI TTG TASAWUF

    BalasHapus