Senin, 04 Mei 2009

Tariqat

www.tasawufislam.blogspot.com: Setiap yang hidup pasti berjalan, banyak orang berjalan tapi salah jalan, bingung jalan, linglung jalan, sesat jalan dan ada yang tak tahu jalan, seperti istilah berkata "malu bertanya jalan-jalan". Perjalanan itu dalam bahasa tasawuf disebut "Tariqat" artinya berjalan, namun tidak sembarang berjalan, karena semua perjalanan sudah disetting dan diprogram oleh Allah dalam Al-Kitab Al-Qur'an dan sudah diterangkan seterang-terangnya oleh Muhammad Rasulullah di dalam Al-Kitab Al-Hadits, yang jika dikaji tidak akan habis-habis walau yang mengkaji sudah keburu habis. Begitulah makna yang termaktub dalam Islam, 1 alif saja bisa mengandung jutaan makna, jika mau memaknainya tanpa membatasi diri dan tanpa mengkebiri aqal fikiran anugerah ilahi, namun harus steril dari aqal-aqali. Namun tidak mungkin bahasa steril akan keluar dari pena si hati busuk dan sifikiran berulat. Pena steril hanya keluar dari hati dan fikiran yang steril pula.

Hati dan fikiran steril hanya dimiliki oleh orang-orang yang rajin dekat kepada Tuhan yang steril dari boha (boccor halus) yaitu Allah yang ZatNya tidak setara dengan makhluk ciptaanNya, Zat Yang Maha Suci terlepas dari sifat kematian atau hidup-hidup mati dan hanya Dialah yang mampu mensucikan jiwa-jiwa yang kotor.

Untuk kesucian jiwa tentulah dibutuhkan riadhoh (latihan) agar orang yang dilatih itu benar-benar kuat berjalan menuju Allah di manapun mereka berada. Lembaga riadhoh itu di dunia tasawuf disebut dengan istilah "Tariqat". Tariqat merupakan lembaga pendidikan sufi untuk pensucian diri dari segala noda dosa. Tariqat juga bisa kita sebut sebagai tempat perkaderan, penataran, pelatihan, pendadaran kaum sufi, di dalamnya hanya ada guru dan murid, sang guru disebut Kiyai (syekh) dan murid disebut sebagai santri (murid lelaki) atau santriyah (murid perempuan). www.tasawufislam.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar