Selasa, 05 Mei 2009

Pengkultusan Kuburan

www.tasawufislam.blogspot.com dari www.perpustakaan-islam.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=21, dijelaskan bahwa: Syaikh mereka AL-Kurdi di dalam kitab Tanwirul Qulub berkata : Sebagian Syaikh mengatakan bahwa Allah mewakilkan dalam kuburan wali seorang malaikat yang memenuhi hajat-hajat dan kadang-kadang wali tersebut keluar dari kuburnya dan ia sendiri yang memenuhi hajatnya. (Tanwirul Qulub 534).

Rasulullah SAW mengetahui bahaya tipu daya ini, lalu beliau memberitahukannya serta memperingatkan darinya sebelum menghadap Allah Yang Maha Tinggi (menjelang wafatnya beliau SAW). Adalah beliau setiap kali sadar dari sakaratul maut bersabda : Semoga Allah melaknat kaum Yahudi dan Nasrani yang telah menjadikan kuburan-kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid-masjid . Aisyah ra. berkata :Jikalau tidak karena hal itu niscaya aku akan menampakkan kuburan beliau, tetapi aku takut bahwa ia akan dijadikan masjid. (HR. Bukhari 2/90 Kitabul Janaiz, Muslim (530), Amad 6/146, dan Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah 1/415).

Masjid adalah tempat ibadahnya kaum muslimin, yang disana kita menegakkan shalat, berdoa kepada Allah dan melakukan ibadah-ibadah lainnya. Namun para pengikut sufi melakukan amalan-amalan yang layaknya dilakukan di masjid, mereka lakukan di kuburan-kuburan para syaikh mereka.

Dan dari Jundub bin Abdullah Al-Bajali ra. bahwasanya ia mendengar Nabi SAW bersabda sebelum wafatnya : Ingatlah! Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah menjadikan kuburan-kuburan nabi-nabi dan orang-orang shaleh mereka sebagai masjid. Ingatlah! Maka janganlah kalian menjadikan kuburan-kuburan itu sebagai masjid-masjid, karena sesungguhnya aku melarang kelian dari hal itu. (HR. Muslim (532) dalam Kitabul Masajid).

Demikian juga beliau SAW melarang mengapur/mengecat kuburan atau mendirikan bangunan atau duduk diatasnya. (HR. Muslim (970), At-Tirmidzi 2/155 dan ia menshahihkannya, Ahmad dalam Al-Musnad 3/339 dan AL-Baihaqi dalam AL-Musnad 142).

Syaikh mereka AL-Kurdi berkata : Ketika Syaikh Naqsyaband meningga dunia, para pengikutnya membangun suatu kubah yang besar diatas kuburannya dan mereka menjadikannya sebagai masjid yang luas. (Al-Mawahibus Sarmadiyyah 142).

Pengarang kitab Al-Anwirul Qudsiyyah menambahkan terhadap perihal kuburan itu hal berikut ini : Ia masih tetap seperti itu hingga zaman kita ini; Dirinya dimintai pertolongan, debu tanahnya dijadikan celak dan pintu-pintunya dijadikan tempat berlindung. (Al-Anwirul Qudsiyyah 142).

Bantahan :
Berkata Syaikh Abdurrahman Dimasyqiyyah : Demi Allah, tunjukkan kepadaku, manakah perihal mengikuti syariat, mencocoki As-Sunnah dan jalan para sahabat yang mulia seperti yang mereka akui ? Adakah jalan mereka itu mencium kuburan, berguling-guling diatasnya dan meminta pertolongan kepadanya, ataukah bau pemujaan berhala telah berhembus dan bertiup anginnya di kelompok yang para pengakutnya mengaku sangat antusias untuk mengambil ibadah-ibadah mereka dari Kitab Allah dan Sunnah Rasulul-Nya ?

Begitu pula pegawai dikantor kita yang kita maksud sebelumnya. Disaat dia mengetahui saya adalah orang Aceh dan berdomisili di banda Aceh, yang dia tanyakan terlebih dahulu adalah pernahkah saya pergi ke kuburan Syah Kuala ? Dan ternyata Beliau sudah beberapa kali pergi kesana, entah apa yang dia lakukan.

Sungguh saya pernah melihat kuburan tersebut dan mengetahui keadaannya yang sebenarnya. Kuburan tersebut berukuran cukup besar dengan diberi batu di kaki dan kepalanya dengan batu yang besar dan tinggi serta dibatu tersebut dibentangkan kain putih diatasnya. Dan dikuburan tersebut dididrikan bangunan sehingga terlindung dari terik panas matahari dan basahan hujan. Inilah ciri-ciri kuburan yang diagungkan yang telah dilarang oleh Rasulullah SAW. www.tasawufislam.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar