Selasa, 05 Mei 2009

Sebagian Aliran Sufi Meyakini Adanya Wihdatul Wujud

www.tasawufislam.blogspot.com dari www.perpustakaan-islam.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=21, dijelaskan bahwa:

Sehingga tidak berbeda antara pencipta dan makhluk dan semua makhluk bisa menjadi sesembahan. Hal ini dikatakan oleh Ibnu Arabi (tokoh sufi) yang dikubur di Damsyiq, dia mengatakan :

Hamba ini adalah Tuhan dan Tuhan adalah hamba
Wahai siapa yang dibebani (ibadah) ?
Jika saya katakan saya adalah hamba itu betul.
Dan jika saya katakan saya adalah Tuhan, maka bagaimana akan dibebani ?
(Al-Futtuhat al Makiyyah, Ibnu Arabi)

Ini adalah kesyirikan yang Akbar yang dapat mengeluarkan seseorang dari Islam. Bagaimana seorang manusia mengaku bahwa dirinya adalah Tuhan, yang berikutnya ia mengatakan bahwa ia terbebas dari kewajiban ibadah (karena ia sudah berkedudukan sebagai Tuhan ) ? www.tasawufislam.blogspot.com

3 komentar:

  1. hati2 bagi siapa saja yg belajar Tasawuf , Jangan salah / keliru dalam memahami ilmu Tasawuf karena : semua hrs dikaji kembali dg beningnya hati dan terangnya fikiran serta dikembalikan ke Al Qur`an sbg babon sekaligus sumber hukum tertinggi dalam agama Islam

    BalasHapus
  2. Bait yang pertama bunyinya bukan hamba dan Tuhan, tetapi... aku adalah Engkau dan Engkau adalah aku...

    kata ibadah tak ada dalam syair aslinya,hanya penafsiran dari orang yang tak faham

    Maksud Ibnu Arabi (mungkin) adalah begini.

    Seorang hamba mempunyai kewajiban untuk melayani Tuannya. MANUSIA adalah hamba , tetapi kenapa justu TUHAN yang memenuhi semua kebutuhan manusia (seakan-akan Allah diberi kewajiban melayani manusia seperti memberi makan, minum, oksigen, bahkan seluruh isi dunia).

    Ibn Arabi bingung sehingga bertanya...Jika Engkau adalah Tuan kenapa justru Engkau yang melayaniku (bukan aku)? Jika aku hamba, bagaimana mungkin aku melayanimu? Aku adalah hamba-Mu,tetapi Engkaulah yang melayaniku. Jadi siapakah yang hamba? aku ataukah Engkau?

    hati-hati juga dalam menafsirkan syair-syair sufi (mis rumi, Ibn Arabi , AlGhazali dll), karena mengandung banyak metaphora. seseorang yang belum mencapai maqamnya akan salah tafsir, pertajam ruhani maka akan bisa mengerti. jangan salah merujuk, jika ingin tahu maksud perkataan rohani eorang sufi,bertanyalah pada sufi dan kaum salaf (asli) jangan pada salafi wahabiyah

    BalasHapus
  3. Salam.
    Ada kesalahan penterjemahan dalam posting di atas. Lafaz syair aslinya berbunyi:

    al-Rabb haqqun, wa al-'abd haqqun
    alayta sya'ri man al-mukallaf
    in qulta 'abdun fa dzaka mayyitun
    aw qulta rabbun anna yukallaf

    Komentar sdr. Renungan juga salah. Pada lafaz itu tdk ada "aku adalah Tuhan dan Tuhan adalah aku".

    Tidak ada indikasi kebingungan pada syair Ibn 'Arabi di atas. Yang disampaikannya adalah retorika kearifan, yang menyentakkan keingintahuan pembaca dalam mentelaah al-Futuhat.

    Afifi berkata bhw Ibn 'Arabi tdk sistematis. Tapi, menurut hemat saya, Afifi berkata begitu krn beliau memaksakan Ibn 'Arabi sebagai penterjemah dan penyambung lidah pemikiran2 Yunani ke dunia Islam.

    Org lain banyak yg menuduhnya musyrik, kafir, bid'ah dan sejenisnya. Tapi, apakah memang begitu? Jangan2 hanya karena belum tuntas membaca Ibn 'Arabi...

    Wallahu a'lam bi al-shawab.

    Pekanbaru, 17 Maret 2011.

    BalasHapus