Rabu, 22 April 2009

Benarkah Tasawuf Dari Budha?

www.tasawufislam.blogspot.com: Segelintir orang masih ada yang berpendapat bahwa tasawuf berasal dari budha, sehingga di kalangan ummat Islam meragukan keberadaan ilmu tasawuf di jagat Allah ini. Lewat tulisan ini saya menjelaskan bahwa tasawuf dan ilmu tasawuf bukan berasal dari Budha. Tidak ada tasawuf di Budha, silahkan anda teliti dan anda buktikan. Orang mengaitkan tasawuf berasal dari budha biasanya dari :
1. Kebiasaan para sufi memakai tasbih dalam berzikir mirip dengan tasbih yang dipakai oleh para pendeta Budha.
2. Kebiasaan peri kehidupan para Sufi suka menyendiri, mirip dengan kebiasaan para pendeta Budha.
3. Kebiasaan para sufi hidup membujang, mirip dengan kebiasaan para pendeta Budha gemar hidup membujang.

Perlu saya jalaskan bahwa kebiasaan para sufi memakai tasbih, bukan meniru kebiasaan para pendeta Budha, tetapi meniru kebiasaan para salaf sufi memakai tasbih dalam menghitung peningkatan jumlah zikrullah yang dijadikan ritual ibadah para sufi setiap harinya. Jika jumlah zikrullah yang diucap dalam hati lebih banyak kemarin dari hari ini, maka para sufi beranggapan hal itu suatu kerugian besar. Jika jumlah zikrullah yang diucap dalam hati hari ini sama dengan hari yang kemarin, berarti belum beruntung. Tetapi jika jumlah zikrullah yang diucap dalam hati lebih banyak hari ini dari hari-hari kemarin, maka itulah keberuntungan yang sesungguhnya. Jika para pendeta Budha memutar tasbihnya untuk mengingat para patung Dewanya yang nama patung itu disesuaikan dengan selera para pendirinya, tetapi tasbih di tangan para sufi untuk menginat Allah SWT. Jika tasbih di tangan para pendeta Budha untuk jadi zimat benteng pagar diri dari apa yang mereka sangsikan, tetapi tasbih di tangan para sufi untuk zikrullah kepada Allah SWT. Batu tasbih dan kayu tasbih dari apapun dia dibuat, itu merupakan ciptaan Allah SWT, bukan cuma hak pendeta Budha yang boleh menggunakannya, tetapi para sufi juga punya hak memakainya. Benda boleh sama, tetapi beda niat dan tujuannya, segala amal tergantung niatnya.

Para pendeta Budha menyendiri untuk berlama-lama berdua-dua dengan para patung Dewanya dan dengan para Dewa goibnya, nikmat mereka rasa dapat selalu berdua-dua dengan Sang Dewa yang mereka yakini sebagai Tuhannya. Berbeda dengan para sufi, para sufi gemar menyendiri untuk memadu konsentrasi jiwa raganya (khusu') menghadap satu-satunya Tuhan di jagat Allah ini yaitu Allah SWT, ni'mat rasanya dapat selalu berdua-dua dengan Allah Zat yang tidak pernah beranak pinak, yang keberadaannya tidak mirip dengan apapun dan tidak sama dengan siapapun di jagat Allah ini yang tidak pernah menyurupi apapun dan siapapun di bumi Allah ini, yang ruhNya ada di setiap benda hidup dan makhluk hidup tanpa kecuali (baik itu makhluk syettan, sampai makhluk yang kesyetanan sekalipun).

Para pendeta Budha hidup membujang karena takut Dewanya cemburu kepadanya dan takut perkawinan menjadikan hatinya lalai dari dekat kepada Sang Dewa. Berbeda dengan sufi yang gemar hidup membujang, bukan karena takut Allah cemburu kepadanya, tetapi karena kehidupan para sufi tidak layak untuk berumah tangga, disebabkan tingkat perekonomian para sufi berstatus sebagai kaum dhu'awa (fakir dan miskin), namun para sufi yang memiliki status perekonomian menegah ke atas tetap saja tidak tahan hidup membujang, Rasul aja nikah kok kita para pengikutnya tidak doyan nikah? Nikah itu nikmat, halal dan wajib hukumnya, sekali lagi: Wajiiib hukumnya, nikahlah !!!... Ni'maaat buanget.

Maka dengan demikian, batallah semua pendapat yang mengatakan bahwa tasawuf dan ilmu tasawuf berasal dari Budha, tetapi Tasawuf dari Allah SWT, fahimtum? www.masgunonline.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar