Senin, 20 April 2009

Dasar-Dasar Filosofi Ahwal Dan Maqamat

www.tasawufislam.blogspot.com: Dunia tasawuf diliputi oleh filosofi, dimaksudkan agar para santri mudah memahami makna ritual yang akan diamalkan, karena pada hakikatnya ada hikmah yang akan dipetik dari semua tahapan riadhoh yang akan dikerjakan para santri dalam beramal, sejak riadhoh ahwal hingga riadhoh puncak maqamat. Sebelum para santri memulai riadhohnya, pada umumnya sang Kiyai (Syekh atau Mursyid) memberikan keterangan kepada santrinya hikmah amalan yang akan diriadhohkan dengan cara memberikan berbagai tamsilan-tamsilan dan tamsilan tersebut dikenal dengan istilah filosofi di kalangan para cendikiawan.

Pada ahwalnya semua orang yang baru memasuki dunia tasawuf difilosofikan sebagai kain kotor, sang mursyid difilosofikan sebagai tukang cuci kain (pelayan), ritual ibadah difilosofikan sebagai detergennya, tahapan maqamat difilosofikan sebagai embernya dan kesungguhan santri dalam ritual setiap maqam difilosofikan sebagai airnya. Dalam proses ritual maqamat sejak ahwal ilal akhir saling mendukung dan berkaitan, tidak satupun yang dapat diabaikan.

Pada umumnya ada 3 (tiga) tahapan maqamat:
1. Membersihkan diri dari segala sifat negatif.
2. Mengisi diri dengan sifat positif.
3. Terbukanya hijab antara hamba dengan Allah.

Para santri ahwal beriadhoh membersihkan dirinya dari segala sifat negatif yang tidak diridhoi oleh Allah dan Rasul di bawah asuhan sang mursyidnya. Sang mursyid dianggap sebagai ayah dan santri dianggap sebagai anaknya. Sang mursyid tidak ingin anaknya membawa noda menghadap Allah, maka sang mursyid berkewajiban membukakan jalan santri menuju penyucian diri dari segala sifat negatif. Maka ilmu ahwal yang diajarkan sang mursyid kepada santrinya berupa pengenalan sifat-sifat negatif dalam diri dan cara membersihkannya menurut tuntunan Al-Qur'an dan Al-Hadits. www.tasawufislam.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar