Minggu, 29 Maret 2009

Perbedaan Sufi Dengan Sapi

Perbedaan Sufi Dengan Sapi

Oleh: Drs. P.M. Gunawan Nst.

www.tasawufislam.blogspot.com : Sufi merupakan sebutan untuk ummad Islam yang mendalami ilmu tasawuf, mereka biasanya dari kalangan ‘ulama yang sudah mencapai batas-batas ilmu tauhid dan ilmu fiqih, kemudian mereka melanjutkan tariqat (jalan) keislamannya dengan melanglang buana ke dunia ilmu tasawuf, suatu dunia yang penuh dengan seolah-olah, gelap jika dipandang oleh mata kepala, ruwet jika difikirkan, namun menjadi pencerahan jiwa jika dipandang dengan qolb (hati), namun harus diiringi dengan penuh kehati-hatian, sebab letaknya di hati tentulah perlu hati-hati bin waspada, agar hati tidak tercemari dengan virus-virus goibis syaithoni yang selalu menyamar seolah-olah jadi sesuatu, ada kalanya menjadi guru goib, ada kalanya jadi kembaran goib, qorin, sahabat goib, istri goib dan bahkan ada yang menjadi Tuhan goibnya, lalu disembah oleh orang-orang sesat kuadrat pangkat 99.

Awalnya bani syettan itu memberi syarat yang masuk aqal, berlandaskan Qur’an, bisa diekpos di koran, jadi kerren, tercapai segala niat wal hajat, lambat laun kita terpedaya olehnya, kemudian kitapun disesatkannya, diseretnya ke lembah hitam yang benar-benar gelap dipandang oleh hati, hijab yang awalnya terbuka jadi tertutup oleh sapir-sapir virus dajjal bin syettan bin Iblis, sholatpun ditinggalkan. Na’uzhu billah min zalik, anehnya diri mengaku Nabi setelah Muhammad SAW, seolah lebih pintar dari Muhammad Rasulullah, amit-amit jabang bayi.

Lihatlah sapi, dipandang mata tampak hina, difikirkan penuh manfaat, namun jika dilihat dari sudut pandang hati, tampaklah betapa sapi amat mulia, sejak dicipta hingga kiamat kelak ruku’ sepanjang hayat dikandung badannya, tiada kata bosan di hatinya, tiada berfikir ingkar dari ruku’nya kepada Allah. Ruku’nya sebagai bukti pada dunia bahwa bani sapi amatlah ta’atnya kepada Allah, pada hal para bani sapi tidak pernah tahu apakah kelak mereka masuk surga atau neraka, sebab belum ada keterangan dalam Al-Qur’an wal Hadits alamat kehidupan bani sapi di akhirat kelak. Namun pun begitu, para bani sapi tidak perduli, mereka tetap ruku’ kepada Allah, sungguh mulia keikhlashan para bani sapi dan dalam Al-Qur’an diabadikan dalam surat Al-Baqarah sebagai tanda betapa mulianya si sapi ikhlas ruku’ tanpa pamrih kepada Allah.

Lihat pula sufi, jika masih ada sufi yang tidak mau ruku’ kepada Allah, baik secara jasadi ataupun batini, maka mereka bukanlah sufi, tetapi lebih tepat disebut sapi. Sebab perbedaan sufi dengan sapi adalah keikhlasan sufi dalam ruku’ kepada Allah melebihi keikhlasan sapi. Jika keikhlasan itu masih setara dengan sapi, berarti bukan sufi, kemungkinan besar adalah sapi berbentuk manusia. Dengan demikian dapatlah dibedakan sufi dengan sapi.

Ada kalanya sholat sedikit, tapi tuntutan kepada Allah amatlah banyaknya, tampak ketidak ikhlasan dalam ruku’nya. Sapi aja ruku’ sepanjang waktu, tapi para bani sapi amatlah ikhlas dan tawakkal kepada Allah, bahwa untuk jadi qurban setahun sekalipun mereka ikhlash. Kita takut neraka, pingin masuk surga, tapi ruku’ malas dan berlenga-lenga, iya apa iya? Astaghfirullahal ‘Azhiiim, semoga kita dapat meningkatkan keikhlasan kita dalam ruku’ kita kepada Allah, agar tingkat ruku’ kita tidak setara dengan para bani sapi, setidaknya bisa menjadi seperti ruku’nya para sufi yang tercerahkan dalam sejarah. Amin Ya Allah.

Sumber:

MAS GUN CENTRE

http://www.masgunku.wordpress.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar